Sultan Kalimantan

Sultan Kalimantan. East Kalimantan (Indonesian Kalimantan Timur) is a province of Indonesia Kalimantan part of West and South Kalimantan (including Banjarmasin) over to the Dutch East Indies On May 4 1826 Sultan Adam alwathiq Billah of Banjar reaffirmed the handover of these territories to the Dutch East Indies colonial administration In 1846 the Dutch began to put a Resident Assistant.

Pernyataan tersebut mendapat kecaman dari para tokoh adat yang ada di Kalimantan utamanya Sultan Paser Aji Muhammad Jarnawi Ia tidak mempermasalahkan pernyataan penolakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) namun sangat menyayangkan ada ucapan yang tidak pantas dan menyinggung perasaan penduduk asli calon IKN Baca juga.

Biografi, Silsilah, dan Perjuangan Sultan Aji Muhammad

Lokasi musibah ini di Kolam Belanda area Tahura Sultan Adam Mandiangin Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Saat diikonfirmasi Manager Tahura Sultan Adam Emma membenarkan peristiwa tenggelamnya M Zaina tersebut “Benar berdasarkan informasi seperti itu” jawabnya.

Sultan Paser Pastikan Edy Mulyadi Kena Denda Adat dan Tak

Kalimantan (Indonesian pronunciation [kaliˈmantan]) is the Indonesian portion of the island of Borneo It comprises 73% of the island’s area The nonIndonesian parts of Borneo are Brunei and East MalaysiaIn Indonesia “Kalimantan” refers to the whole island of Borneo In 2019 Indonesian President Joko Widodo proposed that Indonesia’s capital be moved to Kalimantan.

Sultan Kalimantan Profiles Facebook

Kesultanan Kadryiah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Ibni Alhabib Husein bin Ahmad Alkadrie keturunan Rasulullah dari Sayidina Husin di daerah muara simpang tiga Sungai Kapuas kecil dan sungai landak yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC Belanda Ia melakukan dua.